Monday, January 13, 2014

Why be - when we can be + ?

You think that you're so ugly?
You think that you're so stupid?
You think that you're so unlucky?
You think that you're so lonely?
You think that your problems is bigger than other's?



Pada umumnya, yang namanya kehidupan itu pasti banyak banget masalah datang silih berganti. Banyak hal-hal yang tidak terduga terjadi dalam kehidupan kita. Ada yang besar dan ada yang kecil, trouble is a friend, right? Tetapi yang pasti adalah, masalah timbul pasti karena kita, sebagai individu sendiri yang membuat masalah itu terjadi. Why? Yes, karena kita yang berpikir negative, maka timbulah masalah dalam diri kita. Ya, naturalnya sih, jarang sekali, manusia yang selalu berpikiran positive di dunia ini, just be real, manusia mana sih yang gak pernah berpikir negative?
Hal kecil yang ada dalam diri kita, kalau kita selalu berpikiran negative aja bisa menimbulkan masalah. Gak percaya?
Coba deh, misalnya kamu punya tahi lalat banyak di tubuh kamu, terus kamu selalu berpikiran kalau itu merusak penampilan kamu, terus kamu kepikiran buat operasi plastik dan sebagainya biar semua tahi lalat kamu hilang, atau pakai cara yang biasa di jalanan sering kita temui, penghapus tahi lalat tanpa operasi, nah kamu gunain itu cara, terus yang ada malah tahi lalat kamu bukannya hilang malah kamu kena penyakit kulit atau malah ada bekas operasi di tempat tahi lalat kamu berada. Makin masalah kan jadinya?
Coba kalo kamu selalu berpikir kalau kumpulan tahi lalat yang ada di tubuh kamu bikin kamu lebih hoki dari manusia lainnya? Toh, mungkin hal-hal buruk gak akan terjadi dalam hidup kamu?
Banyak banget manusia yang selalu berpikiran kalau masalah yang mereka hadapi itu adalah masalah besar dalam hidup mereka.

Well, here, let me share you something. Truth about life, and yes, life is never be easy.

Saya, adalah orang yang dikenal ceria-talkative-friendly dan open. Semua yang mengenal saya rata-rata bilang kalau hidup saya ini selalu happy dan gak punya beban. Well, secara penampilan sih mungkin iya, keliatannya ceria terus dan gak berbeban. But, here's the truth about myself, yang well, dulu sangat amat tidak ingin saya ceritakan kepada siapa-pun itu. Termasuk, sahabat terdekat saya.
Saya hadir ditengah keluarga yang hangat dan harmonis, papa dan mama saya adalah orang yang sangat berhati mulia dan penuh cinta kasih. Mereka rela mengorbankan tenaga jerih payah mereka untuk membesarkan anak yang bukan darah daging mereka sendiri, mereka mau mencintai anak itu layaknya mereka mencintai buah hati mereka sendiri, membesarkan anak itu, sampai anak itu besar dan bisa menulis hal-hal indah yang dia lalui bersama mereka berdua. Yap, anak itu adalah saya.
Awalnya saya acuh terhadap setiap perkataan orang-orang mengenai saya yang tidak mirip dengan kedua orang tua saya, sampai akhirnya, kedewasaan yang membuat saya berpikir tentang semua ucapan orang-orang di sekitar saya terhadap saya. Awal saya mengetahui kebenaran ini, yes, i'm shock to death. All i want to do is, i really want to die. Saya malu terhadap diri saya sendiri. Merasa kotor dan merasa tidak pantas berada di tengah-tengah keluarga saya saat itu. Frustasi? Sangat. Hopeless? Banget.  Rasanya akal sehat saya tidak dapat lagi di pakai saat itu. Saat itu saya juga sempat berpikir, apa bedanya saya dengan seekor anjing yang di buang oleh induknya dan di jual kepada orang-orang? Darimana saya berasal? Untuk apa saya di lahirkan kalau yang melahirkan saya saja tidak mau mengakui saya dan membebankan saya kepada orang lain yang sama sekali tidak mengenal saya?
Well, saya pernah mencoba untuk mengakhiri hidup saya saat itu, di umur yang ke-14, saya mencoba 3 kali hal-hal bodoh untuk mengakhiri hidup saya saat itu. Mungkin sekarang saya bilang bodoh, tetapi dulu disaat saya belum begitu memaknai kehidupan saya, saya sama sekali tidak merasa bodoh.
Pergi ke psikiater? yes, i did it. Padahal sih, saya gak gila, cuma saya sulit untuk mengendalikan emosi saya saat itu. Dan well, pada saat itu, saya tidak bisa mempercayai siapa pun yang ada di sekitar saya.
Beberapa bulan setelah itu, saya bertemu seorang guru. Beliau yang membuka pikiran saya tentang betapa pentingnya kehidupan yang saya miliki sekarang.

"Jangan pedulikan apa kata orang lain tentang hidupmu, karena bukan mereka yang jalani hidupmu tetapi kamulah sendiri yang menjalaninya. Orang yang mencemooh kamu diluar sana adalah orang yang iri akan kesuksesanmu sekarang. Biarlah anjing menggonggong kafilah berlalu, nak."

Itulah sederet kalimat yang beliau (Alm. Diana) katakan kepada saya semasa itu. Beberapa tahun berlalu, rasanya suaranya masih tergiang dikepala saya. Hingga hari dimana beliau menghembuskan napas terakhirnya, saya bersyukur karena saya bertemu dengan dia di dunia ini. Selain bersyukur karena saya bertemu dengan kedua orang tua saya sekarang.
Hari demi hari berlalu, semakin besar usia saya bertambah, semakin saya memaknai tentang wejangan yang beliau berikan kepada saya. Saya flashback kembali masa-masa indah saya ketika kecil bersama kedua orang tua saya dan keluarga besar saya. Merasa bodoh karena dulu saya hampir saja mengakhiri kisah-kisah indah dalam hidup saya. Bodoh ya saya? coba kalau dulu saya berhasil ditabrak mobil, pasti sekarang saya tidak bisa post tentang blog ini, untung saja dulu hanya becak yang menabrak saya.

Dari cerita ini, saya bukan ingin meminta anda untuk mengasihani kisah saya, tetapi saya ingin anda belajar dari kesalahan saya dahulu. Berpikir negative tidak akan membuat hidup kamu bahagia, yang ada malah menyesatkan hidup kamu. Setiap perjalanan hidup yang kamu lalui, selalu ada bagian positive yang bisa kamu dapatkan di dalamnya. Syukuri setiap apa yang kamu miliki sekarang, karena tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang kamu dapatkan. Dan kisah saya juga jauh dari masalah hidup yang besar, karena ketika saya berpikir kembali, saya bercermin kembali dengan sekitar saya, masih banyak orang diluar sana yang mempunyai masalah yang jauh lebih besar daripada saya. Begitu juga dengan masalah yang mungkin anda hadapi. Dan yes, penyesalan itu selalu datang belakangan, sama seperti penyesalan saya karena sudah mencoba melakukan hal bodoh dahulu, dan untungnya, saya masih diberikan kesempatan untuk lebih mensyukuri apa yang saya miliki sekarang.
Dan terakhir, untuk kedua orang tua kalian, jangan-pernah-sekalipun-kamu menyia-nyiakan cinta kasih dan perhatian mereka kepada kamu, karena mereka adalah dua makhluk yang rela melakukan apa saja demi kita.

"Saya pernah bertanya kepada kedua orang tua saya, apa yang mereka inginkan agar saya dapat menembus semua kebaikan mereka kepada saya. Jawaban yang saya dapatkan adalah, kesadaran diri saya akan hidup yang bermakna yang sedang saya jalani ini, serta kebahagian saya kelak nanti."

dari post ini juga saya bukan ingin menggurui kalian, tetapi saya hanya ingin setulus hati membagikan kisah saya kepada anda. Dan bahwa hidup itu berarti maka jangan pernah kita sia-siakan hidup kita dan membuang waktu kita untuk terlalu banyak menyerap pikiran negative dalam diri kita. Dulu mungkin kisah ini tidak akan pernah saya ceritakan kepada siapapun, tetapi sekarang, saya tidak lagi merasa malu terhadap diri saya sendiri, tetapi saya bangga, banyak hal yang bisa saya pelajari sendiri dari kisah hidup saya. Semoga dengan post ini, bisa berguna untuk refleksi diri kita masing-masing dan menjadi pelajaran untuk kamu. Setiap individu punya kisah yang bisa membuat diri mereka malu, tetapi, tidak ada hal yang lebih memalukan selain diri kita yang tidak menerima jati diri kita sendiri.

Who said that "Sometimes the strongest people in the morning are the ones who cry themselves at night?" No, cause now, i'm strong enough to let go of my past. Don't ever be afraid of what you're future will be, cause you're the one who can build your future, just don't let your past bother you. People can laugh at you, but don't worry, someday, you gonna walk in front of them and say thanks to them cause they make you even stronger than before and you can be more than them. Tell the universe, that you can be the one that they think you can't, and yes, always learn from your mistakes and do always be grateful for what you've got right now.


Thanks for those people who comes into my life, especially my parents, my best friends and you. Who always accept me the way i am and love me for who i am. Thanks for all the supports, guys. It means so much.

P.s jangan harap setelah ini saya akan menghilang dari peredaran, tetapi saya akan menjadi lebih percaya diri karena sudah menjadi diri saya sendiri yang seutuhnya sekarang. Have a good day, readers!

Sunday, January 12, 2014

It won't last.


“Anyone who has lost something they thought was theirs forever finally comes to realise that nothing really belongs to them.” – Paulo Coelho


♬♪♩ Nothing last forever, but be honest babe….

Sepenggal lagu yang dinyanyiin sama ex-boyfriend saya (Adam Levine – Maroon 5) selalu mengingatkan saya kalau yang namanya keabadian itu tidak ada di dunia tempat kita sekarang bernaung.
Well, banyak dari kita yang selalu bilang dan berandai agar segala sesuatu yang kita punya itu “last forever”. Like, when we said when we are in a relationship with people, we always hoping that our relationship is forever lasting. Well, bisa sih forever lasting, but, percaya deh, se forever-forevernya relationship kita, pasti semakin hari atau sewaktu-waktu bakal berubah. Misalnya, relationship with friends, boy/girl friend, family even with God.
Banyak hal yang bikin semua itu gak berjalan forever lasting. Salah satunya yang paling kontroversial itu adalah waktu. Setiap seken, detik, menit, waktu itu berjalan. Kita gak akan pernah tau apa yang akan terjadi kedepannya sama kita, bener kan?
Kita yang sekarang berbeda dengan kita yang sepersekian seken tadi. Klise kan  ya? Tapi pernahkah kalian berdiam dan berpikir menyadari tentang semuanya?
Dengan tema post kali ini, saya akan membahas tentang sahabat-sahabat saya, dari dulu sampai sekarang. Dari waktu ke waktu, yang pada akhirnya membuat saya sadar, tentang kenistaan dari sebuah keabadian, berpikir mengenai sahabat abadi? Hmm, think twice, guys.
Riska Rastika, Sally Yuniar, Me, Ratri Ayu
Yang diatas ini adalah foto saya bersama sahabat-sahabat saya dari SMA, hmm, kecuali Sally. Panjang kisahnya kalau saya ceritakan disini semua yang sudah kami lewati bersama-sama. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun ke tahun, kami semakin sulit bertemu karena jarak dan waktu kami yang berbeda. Saking sulitnya, bahkan update kabar satu sama lain saja sudah jarang sekali. Tetapi satu hal yang selalu saya ingat, kami tidak pernah melupakan satu sama lain. Itu yang membuat kami masih terkoneksi satu sama lain. Thanks to social media, karena eksisnya social media, kita semua masih bisa menjaga contact kita hingga sekarang.
Adrian Laurensius, Okky Christiawan, Novia Ningsih, Pujianto Wijaya, Me
We used to play together, yesterday. But same, everything has changed, semenjak kita semua sibuk sama dunia kuliah kita masing-masing, waktu semakin berkurang buat kita semua kumpul lagi seperti dulu. But still, memories remain in my head.
Laras Antania, Kamelia Rizki, Natasya Putri, Hanny Hasyyati, Me
Bedanya sama yang lain, kalo ini ketemu jaman kuliah dengan domisili tempat tinggal yang deket-deketan banget. Jauh-jauh ke kemanggisan, kita ngerasa terasingi karena gak kenal satu sama lain, sampai pada akhirnya kita kenalan dan jreng, diantara kita rumahnya deket-deket. Pikiran kita yang sama-sama sableng bikin kita semakin klop satu sama lain. Banyak hal konyol yang sudah kita lakuin bareng, banyak kisah yang sudah kita lalui bersama, bukan long lasting relationship yang saya harapkan bersama mereka, tetapi kisah kita yang selalu dapat teringat manis di memori akan jauh lebih bermakna dikemudian hari.
Sucipto Winata, Handi Erawan, Felix Angkasa, Me, Ervan Adetya, Wendi Gunawan, Narayan Coanapesy, Ricky Kennedy
Dan, ini adalah orang-orang yang baru saja saya temukan dalam hidup saya. Baru beberapa bulan bersama mereka, sudah banyak kisah-kisah menakjubkan sekaligus meaningful untuk saya rasakan dalam kehidupan saya. Sering beberapa kali saya terpikirkan dibenak saya, berharap hubungan saya dengan mereka bisa berjalan abadi sampai kami semua tua dan mati, berlebihan ya? yang pasti semua itu cuma angan-angan, karena kembali lagi setelah saya sadari, setiap waktu yang bergulir semua akan berubah. Segala sesuatu bisa membuat kami terpisahkan, dan waktu adalah hal yang paling jahat diantara semua yang ada di dunia ini. Waktu bisa mempertemukan kita dengan kawan kita, dan waktu juga yang bisa memisahkan kita kembali dengan kawan kita. Moment yang indah dan kisah yang manis lah yang membuat saya selalu mengenang mereka disetiap hari saya, membuat mereka selalu ada bersama saya tanpa lupa akan jarak dan waktu yang memisahkan kita.
Me, Novi
Nah, kalau yang ini? dia boneka saya yang sejak kecil sudah menemani saya. Dari dulu sampai ya mungkin nanti, saya selalu berpikiran bahwa dialah sahabat sejati saya. Namun, setiap saya berpikir sejenak menatap dia, saya akan tersadar, bahwa waktu juga akan menghilangkan dia dari saya, entah kapan tapi pasti, dia akan lenyap karena bentuknya yang semakin berubah mengecil, mengerut, mendekil setiap waktunya, akan ada waktunya dimana saya akan melepas dia, dan hanya beberapa lembar foto saja yang akan mengingatkan saya kepada dia, waktu yang sudah saya lewati ditemani oleh dia. Dan kembali lagi, keabadian itu tidak berlaku untuk apapun, bahkan, benda mati sekalipun.

Yep, itu tadi beberapa foto saya dan teman-teman saya yang saya selalu anggap kalau saya akan mempunyai hubungan pertemanan yang sangat long-lasting dengan mereka but well, bukan berarti teman saya sekedar yang ada di foto saja, saking banyaknya, mungkin saya butuh foto album untuk mendeskripsikan semua teman saya. Sadar akan pada kenyataannya, setiap seken, detik, menit berubah dan segala sesuatu menjadi lebih berjarak setelahnya, saya mulai berpikir kembali, bahkan benda mati yang saya jadikan teman saya pun pada akhirnya akan lenyap karena dimakan waktu. Bagaimana dengan teman saya yang bersifat makhluk hidup yang nantinya akan tinggal berpindah sendiri sesuai keinginan mereka?
Sadar akan hal itu, sekarang saya lebih memaknai apa yang saya miliki dengan mereka saat ini. Waktu yang saya luangkan untuk bertemu dan berbicara dengan mereka, moment-moment menyenangkan yang saya ciptakan dengan mereka, kisah-kisah kami yang selalu menarik untuk dikisahkan kepada orang lain, mengingat semua hal itu akan lebih berarti dibandingkan mengharapkan hubungan yang forever lasting antara saya dengan mereka. Hubungan kami suatu saat nanti mungkin akan berakhir seiring berjalannya waktu dan dihalangi oleh kesibukan masing-masing dari kami, tetapi, moment yang selalu saya ingat dan selalu saya syukuri bisa saya lalui dengan mereka akan tetap terjaga baik dalam ingatan saya. Seiring berjalannya waktu, sahabat yang kita pikir akan selalu abadi ada untuk kita, akan tergantikan dengan yang lain, tetapi, setiap kebaikan dan moment yang indah bersama mereka tidak akan bisa tergantikan dengan apapun.

“Nothing in the world is permanent, and we’re foolish when we ask anything to last, but surely we’re still more foolish to not to take delight in it while we have it.” – W. Somerset



Jadi, masihkah kamu menganggap enteng setiap moment dan waktumu dengan orang terdekatmu?


P.s Thanks for those who read this post and if you found yourself in one of my pictures, sorry i'm not ask about your permission to post our photo or else if you're in a bad pose, it's okay, cause you're my friend and i love the way you are :-p

Friday, January 10, 2014

Puas? Learn from Journalist.


Terik matahari yang menyengat, membuat mereka tidak patah semangat menunggu di tempat itu. Rasa lapar yang melanda, tidak juga membuat mereka beranjak dari tempat tersebut. Canda tawa yang tercipta diantara mereka, membuat perasaan bosan mereka sedikit terhapus. Tetapi, hanya beberapa menit kehadiran orang itulah, yang membuat rasa penat mereka hari itu, menjadi terbayar.  – Potret beberapa wartawan saat beraktivitas menunggu kedatangan seorang tersangka di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, siang tadi.


Hari ini, banyak hal baru yang saya pelajari dari hasil saya menjadi seorang mahasiswi. Belajar gimana serunya terjun langsung ke lapangan untuk meliput suatu kejadian, hiruk-pikuknya, dan kembali belajar bagaimana menghargai waktu yang kita miliki dan apa yang kita dapatkan dalam hidup ini. Wartawan-wartawan atau yang biasa mereka sebut diri mereka sebagai seorang Jurnalist itu hari ini duduk serempak di gedung KPK untuk menunggu kedatangan seorang tersangka kasus korupsi kondang yang akan diperiksa hari itu. Memang sih, sudah makanan mereka sehari-hari mendiami tempat itu untuk menanti orang-orang penting yang silih berganti memasuki gedung itu untuk diperiksa terkait kasus-kasus korupsi yang terjadi di negara kita ini. Semakin saya perhatikan, terlihat sekali rasa bosan yang mereka rasakan dikala mereka sedang menunggu si tersangka yang tidak kunjung datang. Beberapa candaan mereka lontarkan satu sama lain, untuk menciptakan tawa dan membunuh rasa bosan yang menghantui mereka siang itu.
“Mas, udah berapa lama nunggu disini?” Saya mencoba bertanya kepada salah satu juru kamera yang kebetulan duduk di samping saya.
“Hmm, aku dari jam 9 udah disini.” Ucap si juru foto yang mempunyai beberapa lukisan tattoo dilengannya.
Saya semakin terhanyut dalam pikiran saya sendiri, awalnya saya pikir, menjadi seorang journalist adalah hal yang menyenangkan, kerjaan kita cuma nongkrong saja di tempat dimana dicurigai sebagai tempat mereka mendapatkan berita terbaru.
Tetapi, setelah saya rasakan sendiri apa yang mereka rasakan, ya well, meskipun cuma beberapa jam, saya yakin, pekerjaan menjadi seorang journalist adalah pekerjaan yang paling membosankan yang ada di dunia ini sekarang.
“bosen ya, pak nungguinnya. Ngantuk.” Ucap saya kepada salah seorang journalist yang terlihat sudah lama bergelut di dunia ini.
“Mungkin bosen sih, cuma, kalau dinikmatin ya seru juga, dan jadi seorang journalist itu kaya banget loh, dek. Kaya akan pengalaman.” Jawab si bapak journalist itu dengan nada yang semangat seolah akan memulai cerita perjalanan kariernya menjadi seorang Journalist.
And yes, he’d tell us story about his journey when he on his duty as a Journalist. And it’s a definitely yes, I feel so amazing when i heard about what he has been through his job.
“Perjalanan saya yang terjauh itu ke Zimbabwe.” Tambahnya diakhir cerita.

Waktu berjalan, orang yang kami tunggu-tunggu tidak juga muncul di tempat itu. Saya merasa semakin bosan, saya memperhatikan orang-orang disekitar saya, yes, para journalist. Mereka sepertinya tidak sebosan saya. Tiba-tiba salah seorang dari mereka menyerukan sebuah kalimat yang menyatakan tanda-tanda positive hadirnya si orang yang ditunggu-tunggu itu, tanpa banyak bicara, para journalist tersebut yang tersebar dimana-mana, bergegas membentuk sebuah barikade yang berisi seluruh journalist atau awak media yang hadir di tempat itu, and wow, once again, saya takjub melihat kesigapan mereka. Dan yes, sampai sekarang saya kagum dengan kehebatan mereka mendapatkan informasi.
They are the true stalker that live in this world, hahaha.
Menit-menit berlalu, muncul lah si orang yang ditunggu-tunggu itu. Semua journalist bersiap dengan alat tempur mereka masing-masing. Ya kamera lah, ya video cam lah, ya recorder lah, all out intinya. And for the third time I feel so amaze with them.
Then, setelah mereka selesai meliput si orang yang ditunggu-tunggu itu, dan saya pun kebetulan selesai melakukan tugas saya. Mereka kembali ke tempat mereka masing-masing, mungkin, mengolah berita, pikir saya. Dan kemudian, saya yang kebetulan datang dengan 2 teman saya pun beranjak meninggalkan gedung KPK itu. Still,  meninggalkan gedung KPK dan merasa amaze terhadap apa yang saya lihat hari itu.

Di mobil saya kembali memikirkan keseruan yang terjadi hari ini. Mendadak perut saya terasa lapar, dan saya kembali terpikirkan journalist-journalist yang saya temui tadi.
“Kalau mereka menunggu seperti itu terus, jadi kapan mereka mengisi perut mereka ya? Hmm…”
Rasanya saya saat ini ingin sekali makan untuk memuaskan diri saya, tetapi ketika saya melihat awak media yang tadi melihat kedatangan si orang yang ditunggu-tunggu itu mereka terlihat sangat bahagia dan berseri-seri. Hanya karena itu mereka bahagia? Bukan main, memang tuntutan pekerjaan sepertinya.
Tetapi saya pikirkan lagi, karena mereka menyukai pekerjaan mereka, mereka lebih terlihat enjoy untuk mengerjakan pekerjaan mereka dan pastinya tanpa paksaan. Melihat mereka seperti itu, saya yakin, pasti mereka sangat menghargai setiap waktu yang bergulir dalam hidup mereka.
Sedangkan saya? Banyak waktu terbuang yang tidak saya gunakan sebaik mungkin. Bisa dibilang, belum bisa menghargai waktu yang ada untuk saya. Saya sering mengeluh pada setiap pekerjaan yang saya lakukan, melihat para journalist itu, mereka sepertinya jarang sekali mengeluh tentang apa yang mereka kerjakan sekarang. Itu karena mereka mencoba menyukai apa yang mereka lakukan saat ini, mencoba menjalani apa pekerjaan mereka sekarang dengan lebih enjoy dan lebih open minded. Mereka merasa sangat puas ketika mereka mendapatkan foto orang yang mereka tunggu-tunggu itu meskipun fotonya juga tidak terlalu jelas, hmm, mungkin saya akan terus menunggu untuk membidik hasil foto yang lebih baik. Tetapi, mereka sepertinya tidak? Hmm, mungkin saya kurang menghargai apa yang saya dapatkan selama ini, merasa tidak pernah puas terhadap apa yang saya dapatkan. Sedangkan mereka, selalu percaya pada apa yang mereka dapatkan dan menghargai hal yang mereka dapatkan sekecil apapun.

Pelajaran yang saya dapatkan hari ini adalah,
Waktu yang berjalan dalam hidup kita ini sangat berharga, akan sayang sekali jika kita menyia-nyiakan waktu kita untuk mengeluh terhadap hal-hal yang kita lakukan yang kita tidak merasa puas mendapatkannya. Hal simple yang kita tidak ketahui ternyata jauh lebih akan membuat kita bahagia dibandingkan kita mencari hal besar yang sebenarnya pada akhirnya tidak akan memuaskan kita juga, karena apa, disaat kita mencari sesuatu hal yang membuat diri kita puas, maka kita tidak akan pernah menemukan hal itu, karena sifat dasar seorang manusia yang paling buruk adalah, kita yang tidak pernah merasa puas.

Thursday, January 9, 2014

Moment to Remember.


Waktu di saat tengah malam itu memang berarti sekali, entah datang darimana seketika ide untuk menulis post ini muncul, dan inilah yang menjadi awal bagi saya menuangkan kembali pemikiran saya kedalam bentuk tulisan yang bisa anda baca dan semoga bisa anda pahami juga. Maaf jika banyak kekurangan didalam tulisan saya, ada pepatah yang mengatakan, di atas langit masih ada langit, tidak tahu siapa yang lebih pintar dari kita semua, yang pasti kesempurnaan itu hanyalah suatu kehampaan semata. – oke, cukup sekian tulisan puitis bijak saya, lama-lama geli sendiri saya bacanya.


Well, hello guys!
Welcome back for myself yang sering hilang-timbul-hilang-timbul di dunia blogging selama ini. Moody banget buat nulis postingan blog, dulu sih rajin banget, posting all day, sok kebanyakan ide dan pada akhirnya mati kebosenan. Efek gak ada yang baca mungkin, jadi males juga yes nulisnya, cyn. Hmm, kali ini kayaknya juga gak akan ada yang baca juga sih, mungkin ada, cuma dikit. But, let say, I do this cause I love to do this, I love to write, I love to express my feelings like this, and yes, I’d love to share my story to everyone around me too, so this is why this wild blog appear.
Where do I start?
Oh, yes, Happy New Year, well, super late greeting, but, it’s always been better than never, right?
Bicara soal tahun baru, buat saya pribadi rasanya perpindahan antara tahun 2013 ke tahun 2014 rasanya cepet sekali, sangat tidak terasa. Rasanya baru kemarin saya tiup terompet tahun baru sama adik laki-laki saya, Andries, penyambutan tahun baru 2013 saya dan adik saya masing-masing punya 1 terompet, ketika dia meniup terompetnya, entah apa yang salah sampai terompetnya itu terbelah 2 langsung dengan seketika, mungkin, dia terlalu bersemangat. Sayangnya, tahun ini saya tidak menghabiskan waktu saya dengan dia lagi, ya, maklum yes, udah jadi anak kuliah gaul, jadi mainan tahun baruannya sama temen-temen kampus gitu deh, barbeque ala kadarnya, tapi, dibilang ala kadarnya juga gak bisa sih. Ya, yasudahlah, bukan itu yang ingin saya bahas sekarang, yang saya ingin bahas itu mengenai perjalanan saya di tahun 2013 yang terasa begitu cepat, eh wait, saya menulis post bukan sekedar menceritakan kisah saya aja sih, hmm, do you guys feel like what I feel to? Ngerasain perpindahan tahun yang cepat dari 2013 ke 2014? Hmm, kalo iya, disinilah saya akan memulai pembahasan saya.

Tanpa kita sadari, waktu berjalan begitu cepat, sampai-sampai rasanya semua moments yang anda lalui masih segar diingatan anda bahkan terasa seperti baru anda rasakan kemarin. Sadarkah kalian? Kalau itu semua terjadi karena kita-kalian terlalu menikmati setiap moment yang ada.
Setelah saya alami sendiri, ternyata benar, tahun 2013 banyak sekali moments atau kejadian yang sangat saya nikmati, perasaan senang dan sedih yang silih berganti terjadi di tahun 2013 membuat saya menjalani hari-hari saya di tahun 2013 itu menjadi lebih berarti. Kehadiran orang-orang yang ada disekitar saya juga membuat saya lebih enjoy menjalani hari-hari saya selama tahun 2013. Sering juga kita dengar dari orang, apabila kita menjalani segala sesuatu dengan perasaan senang, semua akan terasa lebih cepat berlalu. Sama seperti kita sedang bersama pasangan kita, karena kita selalu bahagia berada dengan mereka, tanpa terasa waktu cepat berlalu.
Karena waktu yang cepat berlalu itu, disini saya ingin mengajak anda untuk selalu memaknai setiap kejadian yang terjadi dalam hidup anda, entah itu kejadian besar maupun kecil sekalipun.
Kenapa? Karena setiap hal yang terjadi itu mengandung waktu yang tidak akan berputar ulang kembali lagi, mungkin detik itu anda bisa tertawa bahagia, namun, bukan berarti detik berikutnya anda bisa tertawa bahagia juga, karena kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi kemudian.
Memaknai setiap detik kejadian yang anda lewati dalam hidup juga membantu anda lebih enjoy dalam menjalani hari-hari anda. Tanpa anda sadari, akhir tahun 2014 didepan mata anda dan akan segera berganti ke tahun 2015, wow, it’s a wow!
So, let’s cherish every moments that happen in your life, cause once that moment happen, it will never come back again, it’s never.
And don’t forget to always feel grateful for what you’ve done and got today.