“Anyone who has lost something they thought was theirs forever finally comes to realise that nothing really belongs to them.” – Paulo Coelho
♬♪♩ Nothing
last forever, but be honest babe….
Sepenggal lagu yang dinyanyiin sama
ex-boyfriend saya (Adam Levine – Maroon 5) selalu mengingatkan saya kalau yang
namanya keabadian itu tidak ada di dunia tempat kita sekarang bernaung.
Well, banyak dari kita yang selalu
bilang dan berandai agar segala sesuatu yang kita punya itu “last forever”.
Like, when we said when we are in a relationship with people, we always hoping
that our relationship is forever lasting. Well, bisa sih forever lasting, but,
percaya deh, se forever-forevernya relationship kita, pasti semakin hari atau
sewaktu-waktu bakal berubah. Misalnya, relationship with friends, boy/girl
friend, family even with God.
Banyak hal yang bikin semua itu gak
berjalan forever lasting. Salah satunya yang paling kontroversial itu adalah
waktu. Setiap seken, detik, menit, waktu itu berjalan. Kita gak akan pernah tau
apa yang akan terjadi kedepannya sama kita, bener kan?
Kita yang sekarang berbeda dengan
kita yang sepersekian seken tadi. Klise kan
ya? Tapi pernahkah kalian berdiam dan berpikir menyadari tentang
semuanya?
Dengan tema post kali ini, saya
akan membahas tentang sahabat-sahabat saya, dari dulu sampai sekarang. Dari
waktu ke waktu, yang pada akhirnya membuat saya sadar, tentang kenistaan dari
sebuah keabadian, berpikir mengenai sahabat abadi? Hmm, think twice, guys.
Yep, itu tadi beberapa foto saya
dan teman-teman saya yang saya selalu anggap kalau saya akan mempunyai hubungan
pertemanan yang sangat long-lasting dengan mereka but well, bukan berarti teman saya sekedar yang ada di foto saja, saking banyaknya, mungkin saya butuh foto album untuk mendeskripsikan semua teman saya. Sadar akan pada
kenyataannya, setiap seken, detik, menit berubah dan segala sesuatu menjadi
lebih berjarak setelahnya, saya mulai berpikir kembali, bahkan benda mati yang
saya jadikan teman saya pun pada akhirnya akan lenyap karena dimakan waktu.
Bagaimana dengan teman saya yang bersifat makhluk hidup yang nantinya akan
tinggal berpindah sendiri sesuai keinginan mereka?
Sadar akan hal itu, sekarang saya
lebih memaknai apa yang saya miliki dengan mereka saat ini. Waktu yang saya
luangkan untuk bertemu dan berbicara dengan mereka, moment-moment menyenangkan
yang saya ciptakan dengan mereka, kisah-kisah kami yang selalu menarik untuk
dikisahkan kepada orang lain, mengingat semua hal itu akan lebih berarti
dibandingkan mengharapkan hubungan yang forever lasting antara saya dengan
mereka. Hubungan kami suatu saat nanti mungkin akan berakhir seiring
berjalannya waktu dan dihalangi oleh kesibukan masing-masing dari kami, tetapi,
moment yang selalu saya ingat dan selalu saya syukuri bisa saya lalui dengan
mereka akan tetap terjaga baik dalam ingatan saya. Seiring berjalannya waktu,
sahabat yang kita pikir akan selalu abadi ada untuk kita, akan tergantikan
dengan yang lain, tetapi, setiap kebaikan dan moment yang indah bersama mereka
tidak akan bisa tergantikan dengan apapun.
“Nothing in the world is permanent, and we’re foolish when we ask anything to last, but surely we’re still more foolish to not to take delight in it while we have it.” – W. Somerset
Jadi, masihkah kamu menganggap enteng setiap moment dan waktumu dengan orang terdekatmu?
P.s Thanks for those who read this post and if you found yourself in one of my pictures, sorry i'm not ask about your permission to post our photo or else if you're in a bad pose, it's okay, cause you're my friend and i love the way you are :-p
No comments:
Post a Comment